Demam Berdarah Dengue; Nyamuk Berbakteri Wolbachia Bertahan

- Editor

Rabu, 17 Juni 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Penelitian penanggulangan demam berdarah dengue dengan bakteri Wolbachia yang dilakukan Pusat Kedokteran Tropis Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, mengalami kemajuan. Selama setahun, nyamuk Aedes aegypti berbakteri Wolbachia bisa bertahan hidup dan berkembang secara alamiah.

“Kini riset kami memasuki tahap akhir fase dua. Nyamuk yang mengandung Wolbachia bertahan hidup sehingga kami optimistis tujuan riset ini akan tercapai,” kata ahli serangga Eliminate Dengue Project (EDP) Yogyakarta, Warsito Tantowijoyo, Senin (15/6), di Yogyakarta.

Program EDP merupakan kegiatan riset di sejumlah negara untuk mencari metode baru penanggulangan demam berdarah dengue (DBD). Fokus utama EDP ialah mencegah penularan virus dengue dengan bakteri Wolbachia. Bakteri itu ada pada serangga dan menghambat pertumbuhan virus dengue pada nyamuk Aedes aegypti penyebab DBD.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Metode baru penanggulangan DBD diperlukan, karena pencegahan dengan memberantas sarang nyamuk kurang efektif. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), secara global ada sekitar 390 juta kasus DBD per tahun. Di Indonesia, jumlah kasus DBD naik dari 90.245 pada 2012 jadi 105.545 pada 2013.

Di Yogyakarta, EDP antara lain didukung Yayasan Tahija dan berjalan sejak 2011. Pada Januari-Juni 2014, tim EDP Yogyakarta menyebar nyamuk Aedes aegypti pembawa Wolbachia di Nogotirto dan Kronggahan, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman, DIY. Pada Desember 2014, nyamuk berbakteri Wolbachia disebar di Jomblangan dan Singosaren, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, DIY.

Hasilnya, nyamuk pembawa Wolbachia di Nogotirto dan Kronggahan berkembang biak secara alami, dengan persentase 60-90 persen dari populasi nyamuk Aedes aegypti. Populasi nyamuk berbakteri Wolbachia di Jomblangan dan Singosaren sekitar 60 persen. “Kami hentikan sementara penyebaran nyamuk pembawa Wolbachia,” ujarnya.

Timnya tak menemukan penularan DBD antarpenduduk di Nogotirto dan Kronggahan. Itu bukti awal efektivitas Wolbachia mencegah penyebaran DBD. Menurut peneliti sosial EDP Yogyakarta, Bekti Dwi Andari, pihaknya memantau populasi nyamuk Aedes aegypti di Yogyakarta dan meriset pola aktivitas harian anak-anak usia 1-10 tahun demi mengetahui angka DBD anak dan kasus DBD per tahun. (HRS)
——————–
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 16 Juni 2015, di halaman 14 dengan judul “Nyamuk Berbakteri Wolbachia Bertahan”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 3 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB