David Setiabudi, Dosen yang Juga Kreator Game Pertama di Indonesia

- Editor

Kamis, 15 April 2010

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Bikin Versi Petualangan hingga Pacaran Sehat

David Setiabudi punya keahlian langka, yakni menjadi kreator game komputer. Dari tangannya, lahir 32 game. Oleh Muri (Museum Rekor Indonesia), dia dikukuhkan sebagai kreator game pertama dari Indonesia.

Tri Mujoko Bayuaji, Jakarta

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

DAVID sebenarnya merupakan seorang dosen komputer grafis. Sehari-hari, pria 34 tahun itu mengajar di Kampus Universitas Tarumanegara (Untar), Jakarta. Dia adalah dosen pertama yang mengajar mata kuliah pembuatan game di kampus tersebut.

David memang tidak bisa jauh-jauh dari game. Boleh dibilang, dia merupakan kreator game paling aktif di Indonesia. ”Saya membuat game sejak di bangku SMA,” katanya saat ditemui Jawa Pos di Kampus Untar, kawasan Pedurenan, Jakarta, pekan lalu.

Game pertama yang dibuat David saat itu berjudul Siege Arm, sebuah game tembak-tembakan pesawat melawan musuh. Game tersebut dibuat sangat sederhana karena menggunakan program komputer biasa saat itu. Game karya pertama David pun hanya didistribusikan kepada sesama temannya di bangku SMA Albertus, Malang, Jawa Timur.

Berangkat dari game itulah, David bertekad ingin mengembangkan diri sebagai kreator game. Jalan yang ingin dia tempuh adalah berkuliah di jurusan seni. Namun, apa daya, dua orang tuanya ternyata tidak setuju dengan keinginan David. Dia pun lantas mengambil gelar di kedokteran mata. ”Saya saat itu tidak boleh kuliah seni, harus ambil kedokteran mata seperti orang tua,” kenangnya.

Namun, karena tekadnya sudah kuat, keinginan membuat game tak pernah padam. David kemudian bekerja keras menyelesaikan kuliah sebagai refraksionis itu. Alhasil, dia menjadi lulusan terbaik. ”Orang tua saya bertanya minta hadiah apa. Saya kemudian minta kuliah lagi, tapi di jurusan seni,” ujarnya.

David kemudian diterima di Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Untar. Bayang-bayang untuk membuat game masih tersimpan kuat di benaknya. Jika banyak teman kampus David yang mengambil tugas akhir di bidang komik, dia membuat tugas yang berbeda dari sebelumnya, membuat game.

”Saya saat itu benar-benar ditertawakan, diejek sekena-kenanya. Masak calon sarjana seni membuat game,” ungkapnya.

Pada 2002, David Setiabudi menjadi mahasiswa pertama seni Untar yang lulus dengan tugas akhir game. Saat itu, dia berhasil menciptakan game Divine Kids. Itu merupakan game petualangan yang berisi budaya asal Indonesia.

Divine Kids berisi perjalanan Abe, Bambo, dan Cici melawan penyihir gelap Indra yang akan membangkitkan iblis 1.000 tahun. Game itulah yang menjadi cikal bakal game yang dikembangkan David. ”Divine Kids ini adalah game pertama dengan bahasa Indonesia,” ujarnya bangga.

Memiliki kekayaan intelektual belum cukup. David ingin game-nya bisa laku di seluruh Indonesia. Dia bingung harus memulai dari mana. Dia mencoba memperkenalkan game-nya kepada penerbit majalah komputer. ”Saya seperti sales saat itu. Benar-benar keliling dari satu majalah ke majalah lain,” ujarnya.

Sejumlah perusahaan asing juga sempat memberi tawaran agar game tersebut diadaptasi secara global. Syaratnya, game itu dikonversi murni menjadi bahasa asing. ”Saya tidak mau,” tegasnya.

Usaha David pun membuahkan hasil. Obsesinya untuk terus memperkenalkan game buatannya diakui. Pada 27 Januari 2005, Muri memberikan penghargaan Divine Kids sebagai game pertama dari Indonesia. Penghargaan itu didapatkan berdasar hasil polling dan dukungan sejumlah majalah komputer kepada David.

Mayoritas game David adalah permainan, namun diselipi sebuah pesan moral. Game Cherry Days, misalnya, mengajari remaja untuk berpacaran secara sehat. Salah satu contohnya, remaja yang ingin membuat kado harus bekerja keras untuk mendapatkan uang. Game Cherry Days itu mendapat penghargaan dari Departemen Pendidikan Nasional.

Masih ada lagi game Misteri Raja Pocong. Game pertarungan itu mengajak pemain melawan musuh-musuh di setiap tahap. Lawan yang dihadapi, antara lain, pocong narkoba dan hantu koruptor. (c5/kum)

Sumber: Jawa Pos, 14 April 2010

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Sulfahri, Dari Alga Terbit Energi
Analisis Sidik Jari, Cara Lain untuk Mengetahui Kecerdasan dan Kepribadian
Berita ini 25 kali dibaca

Informasi terkait

Minggu, 16 April 2017 - 15:15 WIB

Sulfahri, Dari Alga Terbit Energi

Rabu, 21 Juli 2010 - 11:26 WIB

Analisis Sidik Jari, Cara Lain untuk Mengetahui Kecerdasan dan Kepribadian

Kamis, 15 April 2010 - 06:31 WIB

David Setiabudi, Dosen yang Juga Kreator Game Pertama di Indonesia

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB