DAS Ciliwung; Ongkos Pemulihan Tinggi, tetapi Dibutuhkan

- Editor

Rabu, 5 Februari 2014

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Banjir Jakarta yang berulang salah satunya dipicu kerusakan Daerah Aliran Sungai Ciliwung. Perhitungan Kementerian Kehutanan, pemulihan DAS itu membutuhkan dana Rp 1,4 triliun.

Menurut Direktur Perencanaan dan Evaluasi Daerah Aliran Sungai Kementerian Kehutanan Eko Widodo Soegiri, Selasa (4/2), di Jakarta, dana itu untuk merehabilitasi lahan kritis, pembuatan dam, serta membuat sumur resapan dan biopori mulai dari Bogor, Depok, Tangerang, Tangerang Selatan, hingga Jakarta. ”Ini di luar ide membuat Waduk Ciawi dan sodetan Ciliwung-Cisadane,” ujarnya.

Sejak 2013, upaya konservasi air dan tanah itu menjadi bagian Rencana Terpadu Pengelolaan DAS Ciliwung. Program itu mencakup rehabilitasi/penanaman lahan kritis seluas 1.800 hektar, pembuatan 490.000 sumur resapan, 40 dam pengendali, dan 268 dam penahan. Kementerian Kehutanan, kata Eko, pada 2013 menganggarkan Rp 27 miliar untuk berbagai penanaman/rehabilitasi lahan di DAS Ciliwung.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

das ciliwung_thumb[3]”Tidak kuat kalau dilakukan Kementerian Kehutanan sendiri. DAS CIliwung ini dikeroyok bersama, yaitu Kementerian Kehutanan, Pekerjaan Umum, Lingkungan Hidup, dan Bappenas,” kata Eko.

Pembuatan sumur resapan 100.000 unit (volume 1 meter x 1 meter x 2,5 meter) bisa menampung 3 juta meter kubik air. Penelitian Naik Sinukaban, Nana Mulyana, dari IPB dan Kemhut, air yang masuk ke Jakarta saat banjir 2012 mencapai 3,151 miliar meter kubik.

Air yang ditampung dan diserap sungai, danau, vegetasi, dan Kanal Banjir Timur serta Barat 2,338 miliar meter kubik. Sisanya, air tidak tertampung atau air liar yang membanjiri Jakarta, 1,317 miliar meter kubik.

Di tempat terpisah, Deputi Menteri LH Bidang Penaatan Hukum Lingkungan Sudariyono mengapresiasi upaya perbaikan kualitas DAS Ciliwung oleh Pemkab Bogor. Tahap awal 2013, Pemkab Bogor membongkar lebih dari 200 rumah/vila di Puncak yang melanggar tata ruang ataupun tak memiliki izin mendirikan bangunan (IMB).

Kementerian LH mendukung rehabilitasi lahan bekas vila untuk dihijaukan. Menurut rencana, lahan itu ditanami pepohonan kayu dan buah-buahan. (ICH)

Sumber: Kompas, 5 Februari 2014

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB
Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya
Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri
PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen
7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya
Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK
Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia
Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu
Berita ini 17 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 1 April 2024 - 11:07 WIB

Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB

Rabu, 21 Februari 2024 - 07:30 WIB

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:23 WIB

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:17 WIB

PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:09 WIB

7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya

Rabu, 3 Januari 2024 - 17:34 WIB

Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia

Minggu, 24 Desember 2023 - 15:27 WIB

Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Berita Terbaru

US-POLITICS-TRUMP

Berita

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Feb 2024 - 14:23 WIB