Cegah Pemalsuan, Ijazah Berhologram

- Editor

Senin, 7 September 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Mahasiswa Jangan Terlambat Terima Berkas
Kasus penggunaan ijazah palsu perguruan tinggi memprihatinkan. Salah satu upaya pemerintah untuk mencegah penggunaan ijazah palsu perguruan tinggi adalah dengan mengatur ijazah yang dikeluarkan perguruan tinggi swasta. Ijazah yang diterbitkan nantinya harus memakai hologram.

“Pemerintah akan mengatur ijazah yang digunakan perguruan tinggi swasta, yakni harus berhologram. Kalau yang perguruan tinggi negeri sudah jalan,” kata Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi M Nasir di Jakarta, akhir pekan lalu.

Menurut Nasir, nanti ijazah yang dikeluarkan bersifat pre- number, yakni harus tercetak nomornya sebelum digunakan perguruan tinggi swasta. Ijazah harus dicetak dari percetakan yang telah memenuhi kualifikasi dan sanggup memelihara kerahasiaan negara.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

160721_869314_ijazah_palsu_besar“Ijazah di perguruan tinggi swasta juga merupakan dokumen negara. Sebab, ijazah dikeluarkan institusi swasta yang dipercaya pemerintah,” ujar Nasir.

Adapun mengenai mekanisme penyediaan ijazah berhologram, ujar Nasir, masih perlu dikoordinasikan dengan perguruan tinggi swasta. Bisa saja penyediaan ijazah desentralisasi di tingkat kopertis. “Namun, kami tetap menjaga supaya jangan karena sentralisasi penyediaan ijazah sampai terlambat supaya jangan jadi masalah,” kata Nasir.

Ratusan kasus
Nasir menjelaskan, pengaduan masyarakat mengenai dugaan ijazah palsu cukup tinggi. Satuan tugas yang terdiri dari Kemristek dan Dikti, kejaksaan, kepolisian, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, serta Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi bertugas untuk mengklarifikasi laporan dari masyarakat ataupun pemerintah soal dugaan ijazah palsu.

Hingga saat ini, terdata 642 ijazah diduga palsu yang dilaporkan masyarakat dan masih diklarifikasi. Komisi Pemilihan Umum melaporkan, 13 ijazah yang diduga palsu dan perlu diklarifikasi. Menurut Nasir, dari hasil klarifikasi Kemristek dan Dikti, sebanyak 12 ijazah sah, sedangkan satu ijazah dari luar negeri belum disetarakan.

Sebagai tambahan, Kepolisian Resor Minahasa juga menyelidiki ratusan kasus ijazah palsu dan bersiap menjadikan 40 guru sebagai tersangka. Mereka memakai ijazah itu untuk kenaikan pangkat dan sertifikasi (Kompas, 5 September 2015).

“Kami tegas soal pemalsuan ijazah. Ada ancaman pidana untuk yang memalsukan ijazah. Kami akan tutup perguruan tinggi yang memalsukan ijazah. Salah satunya sudah kami lakukan di Singaraja,” ujar Nasir.

Ketua Umum Asosiasi Perguruan Tinggi Seluruh Indonesia (Aptisi) Edy Suandi Hamid mengatakan, terkait sentralisasi pengadaan ijazah perguruan tinggi swasta berhologram, dari pemerintah harus jelas dulu maksudnya. “Kita setuju dan ide bagus untuk memberantas ijazah palsu dan menutup peluang adanya ijazah palsu. Namun, jangan sampai berlebihan dan dapat menghambat kelulusan seseorang atau keterlambatan menerima ijazah,” kata Edy.

Dari pengalaman di masa lalu, kata Edy, sentralisasi di kopertis saja bisa bermasalah, yakni ketika ada ketentuan kopertis ikut tanda tangan di ijazah. Pemerintah sebaiknya memberikan pedoman standar baju kertas hologramnya. “Lagi pula, sekarang sudah ada basis data tempat orang bisa mengecek keaslian ijazah dan status kemahasiswaan,” ujar Edy. (ELN)
————–
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 7 September 2015, di halaman 11 dengan judul “Cegah Pemalsuan, Ijazah Berhologram”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 7 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB