Catatan Iptek; Transportasi Publik

- Editor

Kamis, 20 April 2017

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Engkau tak akan paham suatu kota tanpa mencoba transportasi publiknya.–Erol Ozan, Penulis novel “Talus”, Guru Besar TI East Carolina University, AS

Mengikuti perkembangan jaringan kereta transportasi massal cepat, bolehlah kita berbangga. Dijadwalkan beroperasi Maret 2019, hari-hari ini pembangunan sudah masuk pekerjaan struktur jalan penumpang.

Di dalam terowongan, pengecoran landasan rel sudah hampir selesai, demikian pula pemasangan pipa hidran pemadam kebakaran. Di beberapa stasiun, pekerjaan mekanikal dan elektrikal dilaksanakan berikut pengerjaan rancangan arsitek.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Jalur transportasi massal cepat (MRT) sepanjang lebih kurang 16 kilometer, terdiri dari konstruksi bawah yang menghubungkan Bundaran HI-Patung Pemuda Senayan, dilanjutkan dengan struktur layang dari Patung Pemuda hingga Lebak Bulus.

Terowongan MRT berada di kedalaman 20-25 meter (bukan 60 meter seperti yang tertulis dalam ”Bertemu Mustikabumi”, Kompas 1 Maret 2017) dengan diameter 6,69 meter. Rasa bangga memang tidak bisa ditahan, melihat proyek itu mulai tampak wujudnya. Akhirnya, transportasi publik di Jakarta tidak kalah dibanding kota-kota dunia yang lebih dulu memiliki MRT.

Secara keseluruhan MRT Jakarta didesain untuk terintegrasi dengan kereta ringan (light rail transit/LRT), bus transjakarta, dan kereta rel listrik (KRL). Titik temu seluruh moda angkutan massal tersebut nantinya di Stasiun Dukuh Atas.

Meskipun pemerintah telah membuat Studi Rencana Induk Transportasi Terpadu Jabodetabek bekerja sama dengan Japan International Cooperation Agency (JICA) pada 2000-2001, tahap konstruksi MRT baru dimulai Oktober 2013 saat Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama menjadi pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta.

Jakarta memang membutuhkan solusi transportasi. Sebelum KRL sukses direvitalisasi Ignasius Jonan (Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia, 2009-2014) dan Bus Transjakarta diintroduksi Sutiyoso (Gubernur DKI Jakarta 1997-2007), masyarakat Jakarta harus berjibaku di jalan raya.

Sepanjang 2016, KRL telah mengangkut 280 juta penumpang. Begitu pula bus transjakarta, mengangkut 123,7 juta orang pada 2016. Meskipun demikian, kapasitas angkut ini belum memadai karena jumlah komuter Jabodetabek mencapai 3.566.178 orang setiap hari (Statistik Transportasi DKI Jakarta 2015).

Jika dalam setahun ada 240 hari kerja—dengan asumsi 20 hari kerja per bulan—1,7 miliar orang harus diangkut pulang pergi dalam setahun. Artinya, kapasitas KRL dan bus transjakarta jauh dari mencukupi. Mereka itulah yang mayoritas menggunakan kendaraan bermotor pribadi dan publik.

Dampak dominasi kendaraan bermotor di Jakarta tentu saja adalah kualitas udara perkotaan yang memburuk. Menurut UNEP-Partnership for Clean Fuels and Vehicles (PCFV) 2012, biaya kesehatan masyarakat akibat pencemaran udara mencapai Rp 35 triliun. Dari kajian JICA, 65-80 persen polusi udara perkotaan terkait transportasi.

Seorang polisi lalu lintas yang berjaga di Pancoran, Jakarta Selatan, sepanjang hari terpapar PM2,5 dan CO. PM adalah ukuran partikel debu. Di kawasan itu, konsentrasi PM2,5 melebihi ambang batas (15 ug/Nm3), demikian juga kadar CO pada pukul 07.00-09.00 (10.000 ug/Nm3). Polutan ini dapat memicu gangguan pernapasan dan jantung juga asma dan bahkan kanker (Kompas, 22/8/2015).

Dampak lain transportasi bermotor adalah pemborosan waktu, tenaga, dan bahan bakar. Saat macet, kendaraan mengonsumsi bahan bakar lebih banyak karena hanya melaju pada persneling rendah. Akibatnya, dalam sehari konsumsi bensin premium dan solar di Jakarta lebih dari 9 juta liter.

Maka kehadiran berbagai angkutan dalam sistem transportasi terpadu tidak hanya efisien, tetapi juga sehat dan memberi citra baik suatu kota. Semoga juga Jakarta di mata Erol Ozan.–AGNES ARISTIARINI
—————–
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 19 April 2017, di halaman 14 dengan judul “Transportasi Publik”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 2 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB