Bimbingan di Sekolah Terhambat

- Editor

Jumat, 18 Desember 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Implementasi Kurikulum 2013 untuk Bimbingan Teknologi Informasi dan Komunikasi sebagai ganti dihapusnya mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi di jenjang SMP dan SMA/SMK dinilai tidak mulus. Selain menyebabkan ketidakjelasan nasib guru Teknologi Informasi dan Komunikasi, bimbingan untuk menguasai pemanfaatan teknologi itu juga tidak dianggap penting lagi oleh pihak sekolah ataupun siswa.

Fahrodin, guru Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di salah satu SMAN di Tangerang, Banten, Kamis (17/12), mengatakan, implementasi Bimbingan TIK di sekolah-sekolah yang melaksanakan Kurikulum 2013 menemui kendala. Bimbingan TIK rata-rata tidak bisa berjalan karena nilai Bimbingan TIK tidak menjadi kriteria kenaikan dan kelulusan siswa. Itu membuat guru TIK di sekolah tidak mampu mengikat atau mewajibkan siswa ikut Bimbingan TIK.

Jadwal Bimbingan TIK diberikan setelah selesai jam pelajaran. “Ini membuat siswa kian enggan mengikutinya,” kata Fahrodin, yang juga Ketua Musyawarah Guru Mata Pelajaran TIK.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kehilangan pekerjaan
Persoalan lain, ujar Fahrodin, terjadinya pemutusan hubungan kerja massal terhadap guru TIK, terutama di sekolah swasta. Sekolah menganggap guru TIK tidak ada pekerjaan sehingga satu sekolah cukup menempatkan satu guru TIK. “Di sekolah saya, dari empat guru TIK, hanya tinggal saya,” kata Fahrodin.

Sekretaris Jenderal Komunitas Guru Teknologi Informasi dan Komunikasi/Kompetensi Komputer dan Pengolahan Informasi (TIK/KKPI) Seluruh Indonesia Wijaya Kusuma mengatakan, dengan diberlakukannya dua kurikulum saat ini, guru TIK/KKPI terpecah dua. Sekolah yang memakai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 masih mengakui adanya guru TIK/KKPI. Adapun sekolah yang mengacu pada Kurikulum 2013 ada yang mengalihkan guru TIK/KKPI menjadi guru prakarya. Ada pula yang menyesuaikan dengan peran baru sebagai guru layanan TIK atau layaknya guru bimbingan konseling.

Para guru tetap berjuang untuk mempertahankan mata pelajaran TIK yang materinya disesuaikan. “Kami meyakini mata pelajaran itu dibutuhkan,” ujar Wijaya. (ELN)
——————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 18 Desember 2015, di halaman 11 dengan judul “Bimbingan di Sekolah Terhambat”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 0 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB