Banjir Meluas karena Tanah Terus Turun

- Editor

Sabtu, 19 Januari 2013

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kondisi tanah di Jakarta terus menurun. Selain faktor geologi, penyebabnya adalah pengambilan air tanah berlebihan. Penurunan tanah menyebabkan banjir meluas. Sistem kanal yang dibangun tak efektif menanggulangi banjir.

Ahli geoteknologi LIPI, Jan Sopaheluwakan, Kamis (17/1/2013), mengatakan, penurunan tanah di Jakarta bervariasi, 4-20 sentimeter per tahun. Daerah Pluit yang merupakan produk reklamasi turun 24 sentimeter per tahun.

Ia menyebutkan, sebagian daratan Jakarta berupa cekungan yang lebih rendah dibandingkan dengan muka air laut. Akibatnya, sungai-sungai yang mengalir lewat Jakarta dan bermuara di Teluk Jakarta cenderung balik ke dataran rendah kota.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Restu Gunawan, sejarawan yang meneliti riwayat banjir Jakarta sejak masa kolonial hingga saat ini, mengatakan, sistem kanal yang dibangun sejak masa Belanda terbukti gagal.

Restu mencatat, frekuensi banjir di Jakarta semakin tinggi seiring penambahan jumlah penduduk yang mengokupasi daerah resapan dan luapan banjir. Pada periode 1892-1950, banjir besar di Jakarta terjadi dalam rentang 5-10 tahun. Periode 1950-1970, banjir terjadi dalam rentang 3-5 tahun. Tahun 1970-1985 rentang banjir menjadi 1-2 tahun.

Menurut Restu, wilayah yang terlanda banjir meluas. Tahun 1892-1932, daerah yang parah dilanda banjir adalah di sekitar Glodok sampai Senen. Setelah Pintu Air Matraman dan Kanal Banjir Kalimalang dibangun pada 1919, banjir justru meluas hingga ke Tanah Abang, Pejambon, Kemayoran, Kampung Melayu, Manggarai, dan Bukit Duri.

1528554
Tahun 1970-1985, banjir terjadi hingga ke Pondok Pinang, Ciputat, Tulodong Bawah, Bintaro, Pasar Minggu, Kemanggisan, Slipi, dan Tomang Barat. Banjir pada Januari 2013 cenderung meluas, padahal curah hujannya lebih rendah dibandingkan banjir tahun 2007 dan 2002. (AIK)

Sumber : Kompas Cetak
Editor :yunan
Sumber: Kompas, Jumat, 18 Januari 2013 | 10:06 WIB
Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya
Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri
PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen
7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya
Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK
Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia
Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu
Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’
Berita ini 4 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 21 Februari 2024 - 07:30 WIB

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:23 WIB

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:17 WIB

PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:09 WIB

7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya

Rabu, 7 Februari 2024 - 13:56 WIB

Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK

Minggu, 24 Desember 2023 - 15:27 WIB

Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Senin, 13 November 2023 - 13:59 WIB

Meneladani Prof. Dr. Bambang Hariyadi, Guru Besar UTM, Asal Pamekasan, dalam Memperjuangkan Pendidikan

Berita Terbaru

US-POLITICS-TRUMP

Berita

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Feb 2024 - 14:23 WIB