Antisipasi Potensi Bahaya Kebakaran Lahan

- Editor

Sabtu, 31 Oktober 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Beragam potensi berbahaya mengintai para korban kebakaran lahan gambut di Sumatera dan Kalimantan meski asap dan api telah dipadamkan. Karena itu, pemerintah diminta menyusun rencana aksi pemulihan untuk meminimalkan dampak buruk di kemudian hari.

Hal itu terungkap dalam diskusi terfokus diprakarsai Satuan Tugas Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk Kebakaran Hutan di Bandung, Jawa Barat, Jumat (30/10). Satgas itu dibentuk sebagai sarana sumbang saran beragam ahli di ITB untuk meminimalkan dampak kebakaran di Indonesia.

Pembicara diskusi itu adalah peneliti polusi udara dari Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan ITB Puji Lestari, Ketua Program Studi Meteorologi ITB Armi Susandi, peneliti di Direktorat Sistem dan Teknologi Informasi ITB Basuki Suhardiman.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Puji menyoroti buruknya mutu kesehatan sebagian warga setelah terpapar asap kebakaran lahan. Terlalu banyak menghirup asap mengandung partikulat dan asap, puluhan hingga ratusan warga yang terpapar asap berisiko terkena kanker paru-paru.

“Tanpa perlakuan khusus, dikhawatirkan kian banyak penduduk hidup dengan penyakit berbahaya. Kemiskinan atau minimnya kesejahteraan warga pun rentan muncul di kemudian hari,” ujarnya.

Maka dari itu, pemerintah diharapkan segera menyusun rencana aksi meminimalkan ancaman itu. Pendampingan kesehatan, psikologis, sosial, dan pemulihan kesejahteraan bagi korban asap mesti segera dilakukan.

“Rencana aksi pemulihan korban kebakaran lahan gambut belum menjadi prioritas pemerintah meski kebakaran terjadi tiap tahun. Ini memprihatinkan. Kebakaran lahan gambut adalah kejahatan kemanusiaan dan kesehatan yang jahat,” ucapnya.

Menurut Armi, penderitaan korban kebakaran lahan gambut tak akan berhenti meski api dipadamkan dan asap hilang seusai diguyur hujan. Musim hujan justru rentan memicu masalah lain. “Hujan asam hingga dua bulan ke depan, buruknya mutu air minum, potensi banjir dan longsor, mengintai warga di daerah kebakaran lahan gambut,” ujarnya.

Sementara Basuki berharap perbaikan infrastruktur data dan prediksi cuaca. Itu menjadi modal rencana mitigasi bencana kebakaran di kemudian hari.

Ketua Satgas ITB untuk Kebakaran Hutan Ketut Wikantika mengatakan, pihaknya akan membuat rekomendasi prioritas mencegah dampak buruk kebakaran lahan gambut. (CHE)
———————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 31 Oktober 2015, di halaman 14 dengan judul “Antisipasi Potensi Bahaya”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB
Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya
Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri
PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen
7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya
Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK
Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia
Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu
Berita ini 8 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 1 April 2024 - 11:07 WIB

Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB

Rabu, 21 Februari 2024 - 07:30 WIB

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:23 WIB

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:17 WIB

PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:09 WIB

7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya

Rabu, 3 Januari 2024 - 17:34 WIB

Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia

Minggu, 24 Desember 2023 - 15:27 WIB

Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Berita Terbaru

US-POLITICS-TRUMP

Berita

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Feb 2024 - 14:23 WIB