Anak, Robot, dan Bermain

- Editor

Minggu, 17 November 2013

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Dengan menggunakan telepon pintarnya, Frederick Tanumihardja (12) membuat sorotan lampu yang diarahkan ke layar pementasan wayang berukuran miniatur. Dari balik layar, sorotan lampu itu membentuk siluet sepasang wayang kulit yang bergerak-gerak sendiri. Sementara itu satu wayang golek dari kayu memainkan gending. Semua bergerak sendiri, sementara Frederick hanya mengamati.

Pertunjukan wayang ini seluruhnya digerakkan oleh robot. Butuh waktu dua bulan bagi siswa SMP Cita Hati asal Surabaya, Jawa Timur, ini untuk membuatnya. Idenya berangkat dari pengalamannya saat mengunjungi Candi Borobudur.

”Semuanya saya rangkai sendiri,” kata siswa kelas I SMP ini.

Frederick bersama temannya, Rizky Priambodo (12), menjadi salah satu dari 400 tim perancang robot yang datang dari sekitar 20 negara di dunia, di World Robot Olympiad 2013, di Ecovention, Ancol Taman Impian, Jakarta Utara, Sabtu (16/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Meskipun temanya serius, tetapi anak-anak yang tampil dalam ajang kompetisi ini tampak asyik dengan kreasi buatan mereka masing-masing. Seorang remaja putri asal Bahrain dengan antusias menunjukkan robot buatannya yang berfungsi membagikan brosur pariwisata Pulau Komodo, Indonesia.

”Just press the button, then the paper will come out,” kata remaja putri itu menunjukkan cara mengeluarkan kertas promosi wisata Pulau Komodo kepada pengunjung.

Ada beberapa arena pertunjukan yang digelar dalam kompetisi pembuatan robot ini. Di salah satu arena detampilkan kemampuan beberapa robot berbentuk ular merayapi lantai berlapis karpet. Layaknya ular, robot ini juga memberi respons seperti ular saat didekati, yaitu bersikap akan mematuk.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang hadir di acara itu antusias mengamati dan mendengarkan penjelasan setiap peserta terkait robot yang ditampilkan. Menurut dia, anak-anak memang perlu dipacu daya kreativitasnya. ”Hanya masalahnya tak semua anak memiliki kesempatan seperti anak-anak yang ikut dalam kompetisi robot ini,” katanya.

Ibu Frederick, Marina (39), mengakui, dibutuhkan biaya besar untuk menunjang kreativitas anak semata wayangnya itu. Marina harus merogoh kocek pribadinya lebih dari Rp 5 juta untuk robot pertunjukan wayang yang dibuat anaknya itu.
Tinjau kurikulum

Oleh karena itu, kata Basuki, Pemerintah Provinsi DKI akan meninjau kembali kurikulum siswa sekolah. Peninjauan itu juga untuk melihat kembali belanja pendidikan yang belakangan ini diketahui tak sesuai sasaran, dan banyak yang tidak berguna.

Basuki memberikan contoh, Denmark merupakan salah satu negara yang menerapkan satu jam pelajaran, selama 15 menit di antaranya untuk bermain bagi anak-anak. ”Anak-anak yang main di lapangan akan lebih berkembang dan cerdas dibandingkan dengan anak yang cuma baca terus,” katanya.

Dubes Denmark Martin Hermann yang turut hadir bersama Basuki pun menjelaskan, sistem belajar di Denmark adalah learn and play, belajar dan bermain. ”Kreativitas anak didorong dengan selalu diberikan ruang bermain bagi mereka,” katanya.

Materi-materi kreativitas ini akan dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah. Dengan demikian, tak ada lagi guru yang hanya memberikan pelajaran formal. ”Cuma masalahnya, guru-guru kita masih banyak yang belum siap,” kata Basuki.  (Madina Nusrat)

Sumber: Kompas, 17 November 2013

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 1 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB