Ahli Geologi Teliti Lumpur Porong

- Editor

Kamis, 26 Mei 2011

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pada akhir Mei 2011, semburan lumpur panas Lapindo Brantas Inc di Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo berumur 5 tahun. Pada Rabu (25/5) kemarin, sebanyak 11 ahli geologi dari berbagai negara mengunjungi semburan lumpur panas di bekas sumur Banjar Panji I milik Lapindo Brantas Inc di Desa Renokenongo, Kecamatan Porong, Sidoarjo.

Ahli geologi itu berasal dari Australia, Jepang, Rusia, Perancis, Inggris, Amerika Serikat, dan negara lainnya. Para ilmuwan itu meneliti semburan lumpur panas panas yang telah menyembur sejak 5 tahun itu.

”Kami sengaja mengumpulkan para ilmuwan dari berbagai negara untuk mengetahui penyebab kejadian di  Porong ini. Sebab, fenomena ini yang paling besar,” kata Jeffrey Richard, Executive Directory Humanitus dari Australia, kemarin.
Richard Davis, ahli geologi dari Inggris mengatakan, semburan ini kemungkinan karena salah pengeboran, bukan faktor human error. ”Kalau human error, tak sampai 5 tahun seperti ini. Ini sepertinya karena salah pengeboran,” katanya. Karenanya, tambahnya, semburan lumpur panas Porong ini diperkirakan berumur panjang atau sekitar 26 sampai 30 tahun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pandangan berbeda disampaikan Sergey Kadurin, ahli geologi dari Rusia. Dia mengemukakan, fenomena di Porong ini kemungkinan karena faktor alam.
Hal itu, katanya, diketahui beribu-ribu tahun silam  di Porong ada gunung api. Ada indikasi alamiah yang menunjukkan fenomena semburan lumpur panas itu akibat kejadian alam, seperti air, lumpur, dan panas bumi.  Fenomena serupa terjadi di Rusia.

”Tak ada pengeboran pun bisa saja muncul semburan ini,” jelasnya. Karenanya, fenomena semburan lumpur panas di Porong ini bakal menjadi obyek penelitian mendalam para ahli geologi tersebut.
Sementara itu, menjelang 5 tahun semburan lumpur panas Porong pada 29 Mei 2011, Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) menginformasikan, debit semburan lumpur panas mengalami penurunan. Terkadang semburanya besar, tekadang mengecil dan tak mengeluarkan asap tebal seperti biasanya.

Humas BPLS, Achmad Kusairi, membenarkan adanya perubahan alamiah di pusat semburan lumpur panas itu. Asap tebal seringkali keluar mengiringi semburan  dan membumbung tinggi ke udara.

Kadangkala asapnya tak tampak. ”Hampir sebulan lebih hal itu terjadi,” ujarnya.

Semburan juga terlihat berhenti sampai hitungan beberapa menit dan kembali aktif lagi.  ”Berhentinya semburan itu paling lama sekitar 13 sampai 15 menit,” tambahnya. (G14-80)

Sumber: Suara Merdeka, 26 Mei 2011

———–

Pakar Geologi Dunia Teliti Lumpur Lapindo

Ratusan warga menolak pengeboran baru di sumur Kalidawir.

Sebanyak 11 pakar geologi dari luar negeri mengunjungi pusat semburan lumpur Lapindo kemarin. Mereka melihat dari dekat sumur Banjar Panji 1 milik Lapindo Brantas Incorporated di Desa Renokenongo, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo. “Semburan lumpur di Porong merupakan yang terbesar di seluruh dunia,” kata ahli dari Australia, Jeffrey Richard, di lokasi.

Jeffrey, yang menjabat Executive Director Humanitus, Australia, ikut mengumpulkan data dan bukti bersama para ilmuwan lainnya. Tujuannya memastikan penyebab semburan lumpur Lapindo itu. Apalagi semburan ini telah berlangsung selama lima tahun.

Pada kesempatan itu, ahli geologi Inggris, Richard Davis, langsung menyebutkan semburan lumpur itu terjadi karena kesalahan pengeboran. Dia memprediksi semburan akan berlangsung hingga 30 tahun mendatang. “Semburan akan terus berlangsung,” katanya.

Namun pendapat berbeda diungkapkan ahli asal Rusia, Sergey Kadurin. Menurut dia, semburan terjadi karena faktor alam sebagai fenomena gunung api. Dia beralasan ribuan tahun lalu terdapat gunung api di Porong. Tanda lainnya adalah yang keluar dari semburan berupa air, lumpur, dan panas bumi yang biasanya berasal dari gunung api. “Fenomena serupa terjadi di Rusia dan Azerbaijan,” katanya.

Lumpur Lapindo pertama kali menyembur pada 29 Mei 2006. Kini, setelah lima tahun, para ahli ini akan berdiskusi untuk menentukan bersama penyebab semburan lumpur yang menenggelamkan banyak desa tersebut.

Sementara itu, ratusan warga dari sembilan desa di sekitar sumur gas alam Desa Kalidawir, Kecamatan Tanggulangin, milik Lapindo Brantas, kemarin menggelar unjuk rasa menolak pengeboran sumur gas di wilayah tersebut. “Stop pengeboran sumur Kalidawir,” kata Muhammad Yahya, warga Desa Kalidawir.

Menurut dia, semua warga desa sepakat menolak pengeboran sumur baru di Kalidawir. Mereka takut tragedi di Banjar Panji bakal terulang di desa tersebut. Warga, kata Yahya, selalu dihantui rasa waswas akan ancaman semburan lumpur Lapindo. Selain ladang dan sawah mereka kini ikut rusak akibat semburan lumpur Lapindo, warga mulai kekurangan air bersih, karena sumur tercemar.

Aksi ini juga dihadiri pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Kiai Haji Salahuddin Wahid atau Gus Solah. Ia berbaur bersama ratusan pengunjuk rasa. Gus Solah menyampaikan dukungan atas keyakinan dan tuntutan yang disampaikan warga yang hidup di sekitar sumur gas Lapindo.

“Jeritan Bapak dan Ibu akan kami sampaikan agar diperhatikan,” katanya kepada pengunjuk rasa. Ia berharap Bupati Sidoarjo dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sidoarjo menolak izin pengeboran gas yang dilakukan Lapindo. EKO WIDIANTO

Sumber: Koran Tempo, 26 Mei 2011

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB
Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya
Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri
PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen
7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya
Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK
Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia
Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu
Berita ini 1 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 1 April 2024 - 11:07 WIB

Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB

Rabu, 21 Februari 2024 - 07:30 WIB

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:23 WIB

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:17 WIB

PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:09 WIB

7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya

Rabu, 3 Januari 2024 - 17:34 WIB

Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia

Minggu, 24 Desember 2023 - 15:27 WIB

Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Berita Terbaru

US-POLITICS-TRUMP

Berita

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Feb 2024 - 14:23 WIB