Adu Tiga Ponsel 4G Merek Lokal

- Editor

Senin, 28 Maret 2016

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Setelah sekian lama pasar dipenuhi oleh produk dari merek global, merek lokal ponsel pintar Indonesia, akhir tahun lalu, akhirnya merilis produk yang mampu beroperasi di jaringan seluler 4G. Beberapa nama, seperti Axioo, Evercoss, dan Advan, secara berdekatan memperkenalkan produk ponsel 4G mereka, yakni Venge, Elevate Y3 Plus, dan i5A. Ketiganya mengincar pasar yang sama, yakni menengah dan pemula, dengan harga sekitar Rp 2 juta. Pada saat yang sama, mereka harus berhadapan dengan kompetitor dari merek global, seperti Samsung, Lenovo, atau Xiaomi, yang sudah meluncurkan produk beberapa bulan sebelumnya.

Harian Kompas berkesempatan untuk mencoba tiga seri ponsel ini untuk membandingkan tiga unit dari produsen yang berbeda, tetapi memiliki beberapa spesifikasi yang mirip. Evercoss Elevate Y3 Plus yang diluncurkan pada November ditawarkan dengan harga Rp 1,5 juta, diikuti Axioo Venge pada bulan yang sama dengan harga Rp 2,2 juta. Sementara itu, Advan i5A yang diluncurkan pada Desember dipatok dengan harga Rp 2 juta.

Penampilan perdana penting untuk menegaskan kiprah merek lokal di kompetisi ponsel pintar 4G di masa mendatang. Cakupan layanan 4G yang terus bertambah di Indonesia menjadikan fitur untuk bisa beroperasi di jaringan 4G menjadi sebuah keharusan. Terlebih konsumen harus membuat pilihan investasi perangkat yang dipakai setidaknya 2-3 tahun berikutnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Terkini
Desain tiga ponsel ini memiliki ciri khas yang tegas dan berbeda. Advan i5A mengikuti gaya desain produk ponsel saat ini dengan pinggir bahan metal serta lengkungan pada titik pertemuan dengan kaca layar, kerap disebut 2,5 D. Bagian punggung ponsel menggunakan bahan plastik.

Satu lagi aksen dari desain ponsel ini adalah tombol daya berwarna keperakan dengan gaya berbeda dengan pengatur kelantangan suara. Sekilas tombol tersebut akan mengingatkan penggunanya pada seri ponsel Xperia dari Sony.

Adapun hal yang cukup mencolok dari Venge adalah sisi punggung yang menggunakan permukaan kasar sehingga memudahkan pengguna untuk menggenggam secara erat. Gaya ini sebelumnya ditemui pada ponsel OnePlus dengan permukaan yang terasa lebih kasar. Bagian pinggir Venge menggunakan bahan besi berwarna keemasan.

Sementara itu, Elevate Y3 Plus memiliki desain badan yang penuh dengan plastik dengan pinggiran melengkung. Satu hal yang cukup mengganggu adalah lubang-lubang pengeras suara di bagian punggung ponsel cukup besar sehingga pengguna bisa mengintip komponen elektronik di dalamnya. Hal itu juga dikhawatirkan membuat debu lebih mudah masuk ke badan ponsel.

Ketiganya menggunakan micro USB sebagai koneksi utama untuk data dan daya, lubang audio di sebelah atas, dan tidak ada tombol fisik di permukaan layar. Hanya Advan i5A yang memilih badan yang menyatu dengan baterai, artinya kartu SIM dimasukkan lewat laci di tepi ponsel, sementara dua tipe lain dengan melepas penutup punggung ponsel.

Venge memiliki keunggulan pada pelapis layar yang menggunakan teknologi Corning Gorilla Glass, sedangkan Evercoss memilih teknologi Rhino Screen. Advan memakai teknologi lain, yakni Silk Touch, yang diklaim bisa membuat layar lebih halus saat disentuh. Langkah ini cukup efektif untuk membuat layar terasa lebih responsif sewaktu dipakai.

d6289bc893354327b836ff6c53f94ec8KOMPAS/DIDIT PUTRA ERLANGGA RAHARDJO–Axioo Venge (kiri), Evercoss Elevate Y3 Plus (tengah), dan Advan i5A (kanan) adalah trio ponsel merek lokal yang mampu beroperasi di jaringan seluler 4G, Kamis (24/3/2016). Meski terbilang terlambat dibandingkan merek global, mereka menyasar pasar ponsel kelas menengah dan pemula yang masih memiliki ruang untuk dikembangkan.

Seimbang
Waktu peluncuran yang berdekatan juga membuat Venge, Elevate Y3 Plus, dan i5A memiliki spesifikasi mirip. Lembar spesifikasi menunjukkan, ketiga ponsel ini menggunakan prosesor dan unit grafis yang sama. Ukuran layar juga sepakat pada angka 5 inci meski perbedaan tetap ada pada kapasitas RAM dan baterai serta resolusi kamera.

Ketiganya sama-sama menjalankan sistem operasi Android versi 5.1 Lollipop meski pengalaman pengguna akan berbeda saat dioperasikan. Pada i5A dan Elevate Y3 Plus, tampilan antarmuka diganggu oleh aplikasi bawaan atau bloatware yang memunculkan pesan iklan yang sulit diketahui cara menghentikannya. Namun, untuk pengguna awam, salah satu aplikasi untuk membersihkan memori agar ponsel bisa bekerja lebih lancar mudah untuk dioperasikan dan hanya butuh satu sentuhan.

Pengalaman berbeda dirasakan saat memakai Venge. Tampilan antarmuka relatif lebih bersih dan memberikan kontrol kepada pengguna atas layanan seperti apa yang akan dipasang. RAM yang lebih besar dibandingkan dua nama sebelumnya ikut membantu kenyamanan dalam menjalankan aplikasi atau navigasi di layar.

Dari segi kamera, ketiganya mengandalkan aplikasi kamera dengan fitur yang sudah lazim ditemui. Perbedaan baru terletak pada komponen yang digunakan. Venge memiliki lensa paling lebar dibandingkan dua nama lain, diikuti i5A. Lensa lebar memudahkan pengguna untuk menangkap lebih banyak obyek gambar dari tempatnya berdiri tanpa harus melangkah mundur.

Sementara itu, i5A punya keunggulan pada resolusi 13 megapiksel, paling unggul dibandingkan Venge atau Elevate Y3 Plus yang memilih kamera 8 megapiksel. Baik Venge maupun i5A memilih kamera depan 5 megapiksel, sementara pengguna Elevate Y3 Plus harus puas dengan resolusi 2 megapiksel.

Ponsel apa yang sebaiknya dipakai? Tentu kembali pada kebutuhan dan preferensi pengguna.

Axioo Venge menawarkan spesifikasi sedikit lebih baik dengan tampilan antarmuka bersih serta kamera yang lebar. Pilihan kedua bisa mempertimbangkan i5A yang punya harga yang lebih terjangkau, tetapi resolusi kamera lebih baik. Elevate Y3 Plus menjadi pilihan ekonomis untuk ponsel dengan RAM 2 gigabyte dan cukup untuk aktivitas harian dengan harga Rp 1,5 juta.

Inilah pasar ponsel 4G kelas menengah dan pemula yang mulai bergeliat dengan hadirnya para pemain merek lokal.

DIDIT PUTRA ERLANGGA RAHARDJO

Sumber: kompas Siang | 26 Maret 2016

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya
Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri
PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen
7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya
Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK
Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia
Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu
Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’
Berita ini 0 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 21 Februari 2024 - 07:30 WIB

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:23 WIB

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:17 WIB

PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:09 WIB

7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya

Rabu, 7 Februari 2024 - 13:56 WIB

Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK

Minggu, 24 Desember 2023 - 15:27 WIB

Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Senin, 13 November 2023 - 13:59 WIB

Meneladani Prof. Dr. Bambang Hariyadi, Guru Besar UTM, Asal Pamekasan, dalam Memperjuangkan Pendidikan

Berita Terbaru

US-POLITICS-TRUMP

Berita

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Feb 2024 - 14:23 WIB