74,7% Warga Jateng Pakai Kontrasepsi Modern

- Editor

Rabu, 25 Mei 2011

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sebagian besar penduduk Jateng tinggal di desa. Namun sedikitnya 74,7% warga provinsi ini ternyata menggunakan alat kontrasepsi atau metode keluarga berencana (KB) modern.

Hanya 0,4% warga yang diketahui menggunakan cara ber-KB tradisional dari keseluruhan prevalensi peserta KB aktif sejumlah 75,1%.

“Ini sungguh menggembirakan. Artinya, informasi alat kontrasepsi modern sudah dipahami banyak warga desa. Yang perlu jadi catatan ke depan yakni mewujudkan pelayanan KB gratis. Sebab, selama tahun 2010, 79,5% warga mengakui mendapat pelayanan KB berbayar melalui pihak swasta,” kata peneliti BKKBN Jawa Tengah, Najib SE MM dalam acara sosialisasi hasil penelitian Badan Penelitian dan Pengembangan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Jateng di Hotel Dafam, Semarang, Senin (23/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dia menuturkan, prevalensi peserta KB aktif mengalami peningkatan 1,7% dibanding 2009 yang sebesar 73,4%. Angka tertinggi di Wonosobo (82,1%) dan terendah Pati (64,1%). Meski demikian, hingga kini peserta KB aktif masih didominasi perempuan melalui tubektomi, konsumsi pil KB, pemasangan implan maupun alat kontrasepsi lain. Kota Surakarta merupakan daerah tertinggi peserta KB pria. Sementara Demak dan Jepara terendah.

Plt Kepala Balitbang BKKBN Jateng, Dra Efie Sofiah MM menerangkan, penelitian tersebut mengambil sampel 35.450 pasangan usia subur berusia 19-49 tahun yang dibagi rata di perkotaan dan pedesaan se-Jateng. Hasilnya digunakan sebagai evaluasi pelaksanaan program sehingga para penentu kebijakan mendapat masukan riil.

Tidak Tertarik

Terlebih, Jateng masih menghadapi persoalan cukup serius dalam pengendalian laju pertumbuhan penduduk mengingat jumlah penduduk Jateng besar, yaitu 32,38 juta. “Ini sama saja setiap 4 menit lahir 2 bayi di Jateng,” imbuhnya.

Hal unik dari hasil penelitian tersebut yakni 77,9% peserta KB di Jateng merupakan tamatan SD dan 69,2% tidak sekolah. Sementara peserta KB terendah justru lulusan perguruan tinggi (68%).
“Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang justru semakin tidak tertarik ikut KB. Alasannya beragam, tetapi rata-rata merasa tidak subur, jarang kumpul, kekhawatiran efek samping, merasa sudah menopause, dan larangan agama atau budaya,” sambung Najib.

Ke depan, BKKBN berupaya meningkatkan peserta KB aktif pria terutama dengan penggunaan kontrasepsi metode operatif pria (MOP) atau vasektomi dan kondom. (H70-43)

Sumber: Suara Merdeka, 25 Mei 2011

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya
Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri
PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen
7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya
Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK
Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia
Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu
Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’
Berita ini 55 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 21 Februari 2024 - 07:30 WIB

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:23 WIB

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:17 WIB

PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:09 WIB

7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya

Rabu, 7 Februari 2024 - 13:56 WIB

Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK

Minggu, 24 Desember 2023 - 15:27 WIB

Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Senin, 13 November 2023 - 13:59 WIB

Meneladani Prof. Dr. Bambang Hariyadi, Guru Besar UTM, Asal Pamekasan, dalam Memperjuangkan Pendidikan

Berita Terbaru

US-POLITICS-TRUMP

Berita

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Feb 2024 - 14:23 WIB