Enggang Gading Indonesia Menuju Punah

- Editor

Kamis, 14 Januari 2016

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Perburuan dan perusakan hutan membuat burung enggang gading menuju punah. Salah satu jenis burung enggang atau rangkong di Indonesia itu dalam tiga tahun statusnya melompati dua status, dari terancam punah menjadi kritis dalam daftar Lembaga Konservasi Dunia (IUCN). Tanpa upaya penyelamatan, Indonesia sebagai habitat terbesar burung besar itu jadi penanggung jawab utama kepunahannya di dunia.

Penegakan hukum dan perlindungan hutan tersisa dibutuhkan untuk menyelamatkan burung pemakan biji-bijian itu. “Burung enggang gading (Rhinoplax vigil atau Buceros vigil) ini sudah diburu sejak Dinasti Ming (Tiongkok). Pemantauan kami, tahun 2012 hingga November 2015, sebanyak 2.313 kepala enggang gading yang disita aparat pemerintah di Indonesia dan China (Tiongkok),” kata Yokyok “Yoki” Hadiprakarsa, pendiri dan Direktur Indonesian Hornbill Conservation Society, Selasa (12/1) di Jakarta.

si-cantik-enggang-dan-hidupnya-yang-terancam-punah1 Ia merinci, 1.142 kepala enggang gading disita dari 16 kasus di Sumatera, Kalimantan, dan Jawa. Aparat menangkap 23 orang yang 8 orang di antaranya warga negara Tiongkok. Lokasi mayoritas (80 persen) kasus itu di Kalimantan Barat. Kepala enggang gading digunakan untuk hiasan dan ukiran, seperti gading gajah yang juga kian langka. Harganya bisa 5-9 dollar Amerika Serikat per gram. Berat gading atau tanduk di kepala burung ini 60-100 gram. (ICH)
————
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 14 Januari 2016, di halaman 14 dengan judul “Enggang Gading Indonesia Menuju Punah”.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 12 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB